8 Info Penting Alat Pemadam Api yang Perlu Diketahui!

8 Info Penting Alat Pemadam Api yang Perlu Diketahui!

Maret 10, 2022

11.4 Menit dibaca

Jika mendengar tentang alat pemadam kebakaran, apa yang sering muncul di pikiranmu? Bentuk dari alat pemadam kebakaran, atau belum ada bayangan apa-apa tentang hal tersebut?

Peralatan untuk pemadaman api sebenarnya menjadi poin krusial dalam hidup manusia, terutama dalam mencegah kebakaran yang muncul pertama kali agar tidak terjadi lebih besar. Alat pemadam api ternyata mempunyai 8 poin penting yang wajib di ketahui loh!

Pengertian Alat Pemadam Kebakaran

Definisi alat pemadam api

Secara umum alat pemadam api merupakan suatu alat yang berfokus sebagai tindakan pertama pada fenomena kebakaran yang masih bisa terkontrol dan keadaan api yang masih kecil.

Menurut beberapa literatur yang ada, alat pemadam api merupakan alat pemadaman khusus untuk penanganan pertama pada kebakaran yang memiliki beragam ukuran, yakni mulai dari 0,5 kg sampai dengan 100 kg.

Jadi jika kita simpulkan bahwa alat pemadam api adalah alat untuk menangani kebakaran yang masih bisa terkontrol, dan api yang timbul tidak terlalu besar dengan ukuran tabung yang bervariatif.

Pembentukan Api

Pernah mendengar peribahasa “tak ada asap maka tak ada api”? Peribahasa tersebut muncul untuk konteks pada setiap perbuatan pasti akan menuai hasilnya.

Tapi bicara soal masalah api, bagaimana api bisa terbentuk dan muncul? Nah, jika menurut teori yang ada, api muncul karena adanya poin-poin penting, sebagai komponen pembentuknya.

Yakni suhu, oksigen serta material pemicu kebakaran, atau yang sering dikenal dengan TEORI SEGITIGA API. Ketiga komponen tersebut bertemu dan membuat sebuah reaksi kimia.

 

Dari reaksi kimia tersebutlah, muncul api dengan tanda-tanda mengeluarkan asap yang mengepul, serta memunculkan bau hangus.

Untuk kondisi demikian, segera melakukan penanganan cepat dengan menggunakan alat pemadam api ketika asap pertama kali muncul. Sehingga kerugian bisa terminimalisir dengan baik.

Kinerja dari alat pemadam untuk kebakaran menurut teori segitiga api, adalah memutuskan salah satu komponen dari teori segitiga api, guna menghentikan reaksi kimia yang menyebabkan kebakaran.

Klasifikasi Kelas Kebakaran Api

Klasifikasi kelas kebakaran api

 

Lalu ada klasifikasi kebakaran. Dimana setiap kebakaran pasti mempunyai tipe dan ciri masing-masing. Sehingga dalam pemakaian alat pemadam kebakaran, juga berbeda.

Berikut beberapa klasifikasinya:

  1. Klasifikasi kelas A: dimana klasifikasi ini, lebih fokus kepada material padat yang mudah terbakar. Contohnya seperti kertas, kayu, karet, dan sebagainya.
  2. Klasifikasi kelas B: Klasifikasi b lebih mengarah ke benda cair yang mudah terbakar. Contohnya seperti minyak tanah, bensin, solar, spirtus, dan sebagianya.
  3. Klasifikasi kelas C: Lalu untuk kelas c disebabkan karena elektrikal, atau listrik. Biasanya kasus yang sering terjadi adalah korsleting listrik, arus pendek, dan sebagianya.
  4. Klasifikasi kelas D: Klasifikasi yang terakhir ini, lebih mengarah ke material logam yang mudah terbakar. Contohnya adalah magnesium, alumunium, lithium, dan sebagainya.

Bisa kita simpulkan bahwa beberapa bahan pemicu yang ada di sekeliling kita memiliki klasifikasi kelas kebakaran berbeda. Sehingga api yang muncul juga akan berbeda intensitasnya.

4 Media Pemadam Api di Indonesia

Sesuai dengan poin sebelumnya yang menyinggung tentang kelas kebakaran. Media pemadam api yang digunakan juga berpengaruh ketika mengatasi kebakaran.

Nah, di Indonesia sendiri terdapat 4 media pemadam api yang sering terpakai, serta sudah sesuai dengan kelas kebakaran yang ada. Berikut beberapa poinnya:

Dry Chemical Powder

Media alat pemadam kebakaran powder

 

Pertama ada dry chemical powder, yang mempunyai ciri fisik media berbentuk serbuk. Powder biasanya digunakan untuk mengatasi kelas kebakaran A, B, C, dan D.

Cara kerja dari dry chemical powder lebih memfokuskan pada penutupan area titik kebakaran dengan memutuskan oksigen di area sekitarnya. Sehingga api bisa padam dengan baik.

Meski begitu, media powder mempunyai beberapa kekurangan salah satunya adalah meninggalkan residu

Jenis Foam

APAR jenis foam

Atau nama lainnya adalah Aqueous Film Forming Foam (AFFF). Sesuai namanya, jenis media foam berbentuk busa, serta sangat cocok untuk jenis kelas kebakaran A dan B.

Mengingat ciri dari bahan jenis foam adalah mendinginkan, serta cara kerjanya adalah menghilangkan salah satu elemen panas dan memisahkan oksigen dari elemen lainnya.

Perlu kita ketahui bahwa foam tidak cocok untuk mengatasi kebakaran karena elektrikal atau kelas kebakaran c. Karena jenis foam bersifat penghantar listrik, sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan titik api baru.

Karbon dioksida (CO2)

Jenis media APAR CO2

Jenis media yang ketiga ada CO2, yang memiliki karakteristik bahan yang mendinginkan area titik kebakaran secara tepat.

Kinerja dari jenis karbon dioksida lebih berfokus pada menghilangkan oksigen yang menjadi komponen penyebab adanya reaksi kimia. Sehingga memudahkan CO2 dalam memadamkan api.

Media pemadam api jenis karbon dioksida cocok untuk memadamkan api jenis B dan C. Mengingat karbon dioksida tidak meninggalkan residu. Sehingga cocok untuk beberapa ruangan seperti laboratorium, ruang server, dan sejenisnya.

Perlu diketahui bahwa karbon dioksida tidak memiliki pressure gauge. Sehingga untuk mengetahui tekanannya sudah sesuai bisa dengan cara menimbangnya.

Liquid Gas

Terakhir ada liquid gas sebagai media untuk memadamkan api, dengan kelas kebakaran A, B, C dan D. Sifat dari liquid gas sendiri lebih mengarah ke tidak meninggalkan residu atau bersih.

Meski media liquid gas bahannya berbentuk cair, tapi ketika kita semprot akan keluar gas, gunanya untuk memadamkan kejadian kebakaran yang sedang berlangsung.

Sifat dari liquid gas lebih condong dingin dan cara kerjanya adalah menghilangkan oksigen untuk memudahkan dalam proses pemadaman api.

Meski begitu, jika dengan jenis media APAR lain liquid gas termasuk ke dalam kategori cukup mahal untuk harga.

Media alat pemadam untuk kebakaran seperti powder, CO2, serta liquid gas, masa kadaluwarsanya adalah 5 tahun. Sedangkan masa kadaluwarsa jenis foam, adalah 2 tahun.

Untuk perawatan keempat media yang sudah terulas tadi, kamuu bisa melakukan pengecekan minimal 2x dalam satu tahun atau tiap 6 bulan sekali. Kamu bisa melakukan pengecekan sendiri atau melalui aplikasi Firecek di smartphone

Tipe dan Ukuran Alat Pemadam Api

Karena kebakaran mempunyai klasifikasi yang berbeda-beda dengan ciri yang berbeda. Hal tersebut mempengaruhi jenis alat pemadam kebakarannya.

Untuk itu, berikut beberapa tipe atau ukuran alat untuk pemadam kebakaran.

Alat Pemadam Api Ringan

alat pemadam kebakaran ringan

Pertama ada alat pemadam api ringan. Alat tersebut di desain sebagai pencegahan pertama pada fenomena kebakaran.

Namun perlu dicatat bahwa alat pemadam ringan hanya berfokus pada api yang bisa terkontrol atau tidak terlalu besar. Untuk jenis APAR, ukuran beratnya antara 0,5 kg sampai dengan 9 kg.

Alat Pemadam Api Berat

Jenis alat pemadam kebakaran berat

Selanjutnya adalah jenis alat pemadam api golongan berat, atau singkatan dari APAB. Jenis alat ini lebih fokus untuk mengatasi kebakaran yang sudah tidak bisa terkontrol oleh APAR.

Alat dari pemadam api jenis ini, rata-rata berukuran antara 20 – 100 kg. Dengan ukuran yang cukup berat, rata-rata APAB sudah lengkap dengan dua buah roda, agar memudahkan saat memanuver dan memobilitaskan.

Jenis dari APAB tidak beda jauh dengan APAR. Antara lain ada chemical powder, foam, karbon dioksida (CO2), serta liquid gas.

APAB sering dikenal dengan istilah lain yakni mobile extinguisher.

Thermatic (Otomatis)

Alat pemadam kebakaran thermatic

Terakhir ada jenis thermatic, atau alat pemadam api otomatis. Biasanya untuk jenis ini lebih prefer untuk ruangan indoor yang jarang ada interaksi manusianya, serta berada di bagian langit-langit.

Contohnya seperti gudang, dan sejenisnya. Alat ini cukup efisien dan efektif. Jenis alat pemadam api thermatic memiliki beberapa komponen.

Yakni tabung APAR yang berbentuk bulat, pressure gaugehead sprinkle, glass bulb, serta media pemadam api di dalam tabung alat pemadam api jenis thermatic.

Cara kerja dari APAR thermatic terbagi atas beberapa poin, antara lain:

  1. Pressure gauge dalam thermatic tidak jauh beda fungsinya dengan jenis APAR lainnya. Fungsinya adalah mendeteksi apakah media pemadam api berada di performa baik atau tidak, dengan melihat apakah jarum pressure gauge berada di green sector atau belum.
  2. Glass bulb akan mendeteksi suhu ruangan secara otomatis. Jika suhu lebih dari 68 derajat celcius, glass bulb akan pecah secara otomatis.
  3. Ketika glass bulb pecah, katup penahan media pemadam yang ada di dalam tabung akan keluar secara otomatis. Kemudian mengenai head sprinkler. 
  4. Setelah mengenai head sprinkler, media pemadam api akan menyebar dan langsung memadamkan titik api.

Ukuran dari jenis APAR thermatic, rata-rata antara 3 & 5 kg. 

Tips Memilih APAR

Pemilihan alat pemadam kebakaran yang benar

Dalam memilih alat dari pemadam kebakaran, ada beberapa tips atau trik yang bisa menjadi referensi, guna mendapatkan APAR yang berkualitas.

Karena kita semua tahu, bahwa APAR menjadi komponen penting, utamanya dalam mencegah kebakaran agar tidak terlalu besar. Sehingga mudah dikontrol, juga meminimalisir kerugian yang ada. Berikut tipsnya:

  1. Identifikasi benda apa saja di dalam ruangan yang ingin di proteksi. Hal tersebut memudahkan kamu untuk menyesuaikan dengan jenis alat pemadam api yang cocok.
  2. Sesuaikan dengan luas area dan penghuni ruangan tersebut. Jika ruangan luas, sediakan beberapa alat pemadam api. Namun jika ruangan kecil, misalkan 3×3 m kamu bisa menyediakan jenis APAR 3 kg. Memilih ukuran APAR juga memerlukan perhatian khusus. Jika penghuni ruangan rata-rata perempuan, maka sediakan APAR yang cukup ringan agar mudah teraplikasikan oleh perempuan. Namun jika ruangan tersebut mayoritas penghuni laki-laki, sediakan ukuran APAR yang lebih besar seperti 6 atau 9 kg
  3. Sesuaikan dengan kelas kebakaran, dengan cara kamu bisa melihat benda apa saja di ruangan yang ingin kamu proteksi menggunakan APAR. Setelah itu kamu bisa cek info-info tentang kelas kebakaran, dan apa saja bahan pemicu yang termasuk dalam jenis-jenis kelasnya. Jika sudah mengerti dan paham, baru kamu bisa membeli APAR dengan jenis yang sesuai sebagai proteksi pertama.

Cara Penggunaan APAR

cara penggunaan APAR

Dalam penggunaan media APAR kamu harus memperhatikan beberapa poin penting supaya ketika saat akan memadamkan api bisa lebih efektif.

Lalu bagaimana cara penggunaan media dari APAR? Berikut poinnya:

  1. Pull, menarik pin yang terletak antara tuas atas dan bawah
  2. Aim, maksudnya adalah mengarahkan selang atau nozzle, ke arah titik api yang akan dipadamkan.
  3. Squeeze, adalah menekan material di dalam tabung gas APAR, untuk keluar dan memadamkan api.
  4. Sweep, merujuk ke menyapukan nozzle ke arah kiri dan kanan, sebelum akhirnya merujuk ke titik api.

Catatan:

  • Di alat pemadam api, terdiri atas dua jenis pegangan tuas yang memudahkan seseorang menggunakan APAR. Yakni tuas aktif di bagian atas, dan tuas non aktif di bagian bawah.
  • Tuas aktif merujuk untuk menekan media APAR keluar, dan yang non aktif sebagai pegangan saat akan menggunakan APAR.

Cara Perawatan Alat Pemadam Api

Kemudian ada cara perawatan alat dari pemadam kebakaran untuk menjadi perhatian. Poin ini sangat penting, utamanya ketika harus sesegera mungkin melakukan penanganan pertama pada fenomena kebakaran. Lalu, bagaimana cara merawatnya:

Membersihkan Permukaan APAR

Permukaan alat pemadam api

Step pertama, kamu bisa membersihkan permukaan APAR secara rutin dengan cara mengelap permukaan badan APAR menggunakan kain basah.

Setelah itu lap kembali dengan kain yang kering. Saat melakukan hal tersebut, periksa apakah beberapa komponen dari APAR dalam keadaan baik. Entah dari selang, nozzle, dan sebagainya.

Memeriksa Pressure Gauge

Alat pressure gauge APAR

Cara memeriksa alat pemadam untuk kebakaran selanjutnya, dengan memeriksa pressure gauge. Apakah jarum dari pressure gauge tersebut berada di area hijau atau tidak.

Mengingat dalam pressure gauge terdapat 3 area, yakni low area, green sector, dan over area. Untuk yang low area memiliki tekanan kurang dari 15 – 20 bar, serta berada di bagian sebelah kiri letak jarumnya. Sehingga kurang maksimal ketika akan dipakai.

Area green sector atau hijau, berada di sekitar tekanan 15 – 20 bar. Area ini menandakan bahwa APAR dalam keadaan performa baik, dan bisa untuk memadamkan api.

Sedangkan untuk over area atau paling kanan, memiliki tekanan melebihi standard. Jika berada di area ini, bisa langsung konsultasi ke vendor APAR terpercaya masing-masing, untuk mendapatkan penanganan secara langsung.

Bolak-balikan Tabung Sebanyak 3-5 Kali

Langkah ketiga, adalah membolak-balikkan APAR sebanyak 3 – 5 kali. Gunanya adalah meminimalisir adanya penggumpalan pada media APAR, sehingga media tersebut bisa bekerja dengan efektif.

Kemudian ketuk tabung bagian bawah. Gunanya adalah untuk memastikan media yang ada di dalam tabung tidak menggumpal. Untuk cara ini biasanya digunakan untuk APAR dengan media chemical powder.

Saat membalikkan tabung APAR, tempelkan telinga pada salah satu bagian tabung APAR  untuk mendengar apakah media APAR berbunyi gemercik atau tidak.

Bila terdengar gemercik, itu tandanya media APAR tidak menggumpal dan siap untuk dipakai sebagai proteksi pertama. Jika tidak, bisa jadi media APAR ada yang menggumpal, dan kamu bisa membawa APAR ke vendor terpercaya untuk konsultasi lebih lanjut.

Tempatkan APAR pada Tempat yang Aman dan Dalam Jangkauan

Cara menempatkan APAR yang baik

Maksudnya adalah, APAR harus berada pada tempat yang mempunyai suhu stabil, tidak kontak langsung dengan sinar matahari, juga terkena hujan secara langsung.

Mengingat material dari APAR bersifat mudah berkarat. Sehingga harapannya poin tersebut bisa menjadi perhatian khusus.

Selain aman juga mudah dijangkau. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan kamu menemukan alat pemadam api terdekat yang bisa segera di pakai ketika terjadi kebakaran di sekitarmu.

Untuk penempatan APAR yang baik dan benar, sudah terlampir dalam SOP  PERMENAKER No 4 tahun 1980 yang terdiri atas 7 pasal.

Secara garis SOP tersebut menerangkan beberapa hal, yakni:

  1. Untuk penempatan APAR, diharuskan dipasang di tempat yang mudah dijangkau, dilihat, serta cepat diambil, agar tindakan pertama pada kebakaran bisa terlaksana dengan baik.
  2. Kemudian dalam pemasangannya harus ada tanda pemasangan APAR yang berbentuk segitiga sama sisi. Dengan warna dominan merah, ukuran sisinya 35 cm, tinggi huruf sekitar 3 cm berwarna putih, serta tanda panah pada segitiga sama sisi tingginya 7,5 cm berwarna putih.
  3. Lalu untuk jarak untuk pemasangan APAR, harus berada di atas permukaan lantai. Dengan ketinggian minimal 15 cm dan maksimal 125 cm.
  4. Kemudian ada peraturan mengenai atribut dari APAR. Contohnya box APAR yang harus ditempatkan secara menggantung. Gunanya agar box tersebut mudah terlihat dan pemasangannya untuk ruangan outdoor.
  5. Disarankan juga dalam pemasangan box tidak boleh dikunci. Tapi jika ingin terkunci, kamu bisa menggunakan jenis box APAR, lengkap dengan kaca setebal 2 mm serta alat pemecah kacanya.

Itulah beberapa ulasan terkait APAR dan beberapa poinnya. Kalau kamu punya wawasan lain mengenai APAR dan beberapa poin tadi. Bisa langsung diskusi di kolom komentar ya!

Atau bisa share artikel ini ke grup keluarga, untuk lebih aware tentang kejadian kecelakaan, sehingga bisa mencegah kebakaran terjadi lebih besar lagi. Stay healthy sobat shopper!

Awang

Awang is a Fire Protection Specialist and is always up to date with the latest news and updates about fire protection. He will also share his knowledge to assist people in creating fire protection systems.

Maret 10, 2022

Leave A Comment