Fire Alarm: Definisi, Fungsi, 3 Jenis Instalasi dan Cara Kerjanya
Fire Alarm: Definisi, Fungsi, 3 Jenis Instalasi dan Cara Kerjanya
April 12, 2022
•
8.2 Menit dibaca

Fire alarm adalah alat yang berfungsi sebagai tanda terjadinya kebakaran pertama kali muncul di mana dalam alarm kebakaran tersebut mempunyai beberapa poin yang bisa sobat shopper pahami. Utamanya untuk kamu yang berencana memasang instalasi alat tanda kebakaran.
Definisi dan Sejarah Fire Alarm
Alarm kebakaran adalah suatu alat yang ditujukan sebagai penanda adanya kebakaran terjadi di suatu ruangan, tempat, gedung tertentu dengan berbagai jenis sumber pemicunya.
Fungsi dari alarm kebakaran sendiri ialah sebagai alat pendeteksi pertama untuk kejadian kebakaran sehingga orang-orang yang ada di TKP bisa langsung melakukan tindakan evakuasi untuk menghindari adanya korban jiwa.
Teknologi ini muncul berawal dari adanya inovasi di industri keamanan elektronik dan peringatan kebakaran di tahun 1850 oleh John Gamewell dan Edwin Holmes.
Keduanya merupakan seorang pebisnis yang bergerak di bidang yang sama. Gamewell lahir pada tahun 1822 di Camden, South Carolina dan wafat pada tanggal 19 Juli tahun 1896.
Sedangkan Edwin Holmes lahir pada tanggal 25 April 1820 dan wafat tahun 1901. Sebelum itu pada tahun 1841 ada beberapa ilmuwan yang kemudian mendalami alarm kebakaran ini.
Hal ini disebabkan pada tahun tersebut muncul penemuan baterai dan telegraf (teknologi sederhana untuk mengirimkan dan menerima pesan dari jarak jauh dengan menggunakan kode morse).
Salah satunya adalah dokter kaya bernama William Channing yang menciptakan sistem yang bisa mengirimkan sinyal alarm kebakaran dari pusat sistem pemerintah ke stasiun pemadam kebakaran yang ada di Boston, Amerika Serikat.
Setelah penemuan dari Gamewell pada tahun 1850, di tahun 1890 Francis Robssin Upton yang merupakan rekan dari Thomas Edison menciptakan desain sistem alarm pertama kali.
Setelah itu tahun 1902 ditemukan smoke detector oleh George Andrew Darby di Inggris. Ada banyak pro dan kontra dari penemuan smoke detectornya.
Salah satunya adalah smoke detector tersebut hanya bisa digunakan untuk bangunan industri seperti pabrik dan sejenisnya.
Fungsi Alarm
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, fungsi dari Fire Alarm adalah sebagai pendeteksi pertama ketika kejadian kebakaran muncul. Fire Alarm ini dilengkapi dengan detektor yang sensitif terhadap beberapa jenis sumber kebakaran.
Jenis sumbernya seperti:
- Asap yang timbul
- Percikan api
- Suhu ruangan
- Bau gas dari benda cair yang mudah terbakar
Jika beberapa jenis sumber tersebut muncul, maka detektor akan segera memberikan sinyal untuk alarm berbunyi menandakan bahwa ada kejadian kebakaran.
Jenis Fire Alarm dan Cara Kerjanya
Perlu diketahui bahwa jenis sumber tersebut dapat terdeteksi oleh alat khusus yakni detektor dimana tersambung dengan sistem instalasinya. Beberapa jenis sistem instalasi tersebut antara lain:
- Fire alarm konvensional. Fire Alarm konvensional fokus untuk mendeteksi ruangan secara zonasi. Di mana control panel akan menampilkan langsung zona mana yang terjadi kebakaran. Jenis sistem instalasi ini cocok untuk bangunan yang minim jumlah ruangan.
- Fire alarm addressable. Jenis ini terbilang lebih modern, fleksibel, serta akurat. Sesuai dengan namanya, kinerja dari addressable system adalah mendeteksi kejadian kebakaran berdasarkan alamatnya. Sistem alarm kebakaran satu ini sangat cocok untuk kamu yang mempunyai bangunan/aset dengan jumlah ruangan yang cukup banyak. Seperti contohnya Hotel, Perkantoran, Rumah Sakit, dan sejenisnya.
- Semi Addressable. Sistem instalasi jenis ini mengkombinasikan dua jenis sistem yang berbeda yaitu jenis konvensional dan adressable. Untuk control panel menggunakan Fire Alarm addressable, sedangkan komponen lain menggunakan sistem konvensional. Dalam sistem semi addressable ada kabel tambahan yang berfungsi sebagai penghubung antara ruangan satu dengan lainnya. Namanya adalah “modul” . Modul tersebut nantinya berfungsi sebagai alamat zona yang akan tampil di layar control panel.
Komponen Fire Alarm
Alarm kebakaran dalam proses bekerjanya terdiri dari beberapa komponen. Biasanya beberapa orang sering membaginya ke dalam 3 komponen. Komponen pertama ada Input, kedua ada proses, dan yang terakhir adalah output.
Komponen Input Fire Alarm
Pertama ada komponen input yang terdiri dari detektor. Detektor merupakan alat yang sangat sensitif terhadap jenis sumber kebakaran seperti asap api, bau dari benda cair yang mudah terbakar, percikan api, hingga suhu ruangan yang berubah.
Karena jenis sumber kebakaran bermacam-macam hal tersebut berpengaruh pada jenis detektor yang berbeda, yaitu:
- Smoke detector: jenis ini fokus mendeteksi sumber kebakaran yang menimbulkan asap sebagai pemicu alarm bell berbunyi.
- Heat detector: sesuai dengan namanya, jenis ini mendeteksi sumber kebakaran yang menimbulkan suhu ruangan meningkat.
- Flame detector: kemudian ada flame detector yang mendeteksi percikan api yang muncul pertama kali. Jenis ini dilengkapi dengan teknologi infra merah agar bisa melihat percikan api muncul pertama kali. Mengingat jenis flame detector di pasang di bagian pojok atas ruangan.
- Gas detector: untuk jenis ini mendeteksi bau dari benda cair yang mudah terbakar, serta menyebabkan kebakaran. Contohnya adalah bau gas LPG, gas methana, butana, propana.
Komponen Proccess Fire Alarm
Selanjutnya ada proccess, dimana komponennya terdiri dari beberapa kabel penghubung dan control panel yang nantinya akan memunculkan alamat tempat kejadian kebakaran.
Adapun tambahan lain yakni “modul” yang biasanya digunakan untuk jenis sistem semi addressable, yang nantinya menjadi alamat ruang yang sedang terjadi kebakaran.
Nantinya alamat modul tersebut akan muncul di layar control panel, sehingga petugas keamanan bisa mengetahui dimana tempat kejadian kebakarannya.
Komponen Output Fire Alarm
Yang terakhir ada output. Untuk komponen ini adalah alarm bell dan audible visual. Dimana fungsi dari Alarm Bell adalah sebagai penanda untuk orang-orang yang berada di ruangan untuk keluar dari tempat kebakaran.
Lalu ada Audisible Visual yang terdiri atas 2 jenis bentuk sesuai dengan kebutuhan. Beberapa jenis tersebut antara lain: indicating lamp, serta fire horn strobe.
Peraturan dan Standar Fire Alarm
Dalam pemasangan alat tanda kebakaran tidak boleh sembarangan loh sobat shopper! Ada beberapa standar peraturan yang harus dipatuhi saat akan memasangnya.
Standar peraturan pemasangan ini juga wajib hukumnya sebagai pedoman bagi para kontraktor yang akan melaksanakan tugas pemasangan instalasi. Tujuannya agar semua komponen dari alat tanda kebakaran berfungsi dengan baik,
Mulai dari pemasangan, perencanaan, hingga pengujian untuk alarm kebakaran harus sesuai dengan standarnya. Jadi berikut beberapa poinnya:
- NFPA 72, National Fire Alarm Code 2007 Edition
- SNI 03-3985-2000, tentang tata cara perencanaan, pemasangan, dan pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
Cara Pengecekan Fire Alarm
Untuk pengecekannya kamu bisa melakukan sendiri dengan catatan masih ada pengawasan dari ahlinya. Mengingat untuk mengecek alat ini harus sesuai dengan standarnya.
Tapi disarankan pengecekan ini harus dilakukan langsung oleh tenaga ahlinya. Sehingga kerusakan yang terjadi di sistem instalasi bisa teratasi dengan baik.
- Uji sensor alarm kebakaran dan kalibrasi. Hal tersebut untuk mengetahui keberfungsian dari detektor alat tanda kebakaran,
- Uji suara dengan melakukan simulasi dengan catatan pengawasan tenaga ahli. Tujuannya adalah mengetahui apakah alarm bell dalam keadaan baik atau tidak.
- Mengatur sensitivitas alarm, bertujuan untuk mengetahui keberfungsian dari jenis detektor dengan mengikuti panduan yang ada.
- Melakukan uji input alarm dengan layanan darurat.
- Pemeriksaan rutin dengan cara melakukan korosi pada baterai alarm, serta selalu cek tanggal kadaluwarsanya.
Bagaimana Cara Menentukan Instalasi Fire Alarm yang Tepat
Cara menentukan instalasi alat alarm kebakaran yang tepat sobat shopper bisa memperhatikan beberapa poin di bawah ini. Tujuannya adalah agar sobat shopper bisa memilih sistem instalasi yang sesuai, serta meminimalisir pembengkakan pengeluaran. Serta lebih memproteksi aset/bangunan yang dimiliki.
Menentukan Luas Area/Jumlah Lantai yang Ingin Diproteksi
Pertama adalah masalah luas area yang ingin diproteksi. Semakin luas area yang ingin diproteksi menggunakan sistem instalasi alarm kebakaran, maka berpengaruh besar pada pengeluaran untuk jasa pemasangannya.
Hal tersebut berlaku untuk ke-3 jenis sistem instalasi. Oleh karena itu diusahakan untuk survey terlebih dahulu tentang berapa luas dan jumlah ruangan yang ada di gedung/jenis bangunan lain yang kamu miliki.
Menentukan Jenis Sistem Instalasi
Ada 3 jenis instalasi alarm kebakaran, yaitu jenis konvensional biasanya diperuntukkan untuk bangunan yang tidak mempunyai banyak ruang, karena sistem deteksi dari konvensional adalah zonasi.
Lalu ada jenis addressable system dimana lebih akurat dalam memberikan info terkait dimana tempat kejadian kebakaran serta detektor mana yang menjadi pemicu alarm bell berbunyi.
Terakhir ada semi addressable yang mempunyai sistem instalasi kombinasi. Yaitu menggabungkan antara sistem instalasi konvensional dan adrressable.
Semuanya bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan sobat shopper juga jenis bangunan yang kamu miliki.
Penentuan Biaya
Terakhir ada penentuan biaya dari sobat shopper sendiri. Tujuannya adalah untuk menghindari adanya pembengkakan biaya saat memasang instalasi alarm kebakaran.
Untuk itu sobat shopper bisa melakukan riset terlebih dahulu tentang biaya instalasi dari beberapa jenis sistemnya. Kemudian tentukan mana yang pas dan susun anggaran pembiayaannya.
Jangan lupa buat beberapa planning anggaran dengan tujuan bisa membackup kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Seperti misalnya termyata butuh waktu lagi untuk memasang instalasi dan hal tersebut butuh biaya tambahan, dan sebagainya.
Biaya Instalasi Fire Alarm
Garis besar untuk biaya instalasi sebenarnya bergantung pada 3 faktor. Yang pertama adalah bergantung pada jenis bangunan yang dimiliki. Mulai dari jumlah ruangan, luas dari setiap ruangannya, dan sebagainya.
Lalu ada jenis sistem instalasi yang harus disesuaikan dengan tipe bangunan/ aset yang ingin diproteksi. Terakhir adalah pembiayaan untuk pemasangannya.
Mulai dari prediksi pembiayaan personel tenaga ahli, waktu pengerjaan, sampai beberapa pengeluaran tak terduga yang bisa terjadi kapan saja saat pengerjaan pemasangan instalasi alarm kebakaran.
Oleh karena itu sobat shopper harus merencanakan secara matang dalam menentukan pemasangan instalasinya. Sehingga bisa terhindar dari beberapa kemungkinan buruk utamanya adalah pembengkakan pengeluaran tadi.
Tapi jika masih ragu dan butuh pencerahan dari ahlinya, kamu bisa langsung hubungi kami untuk konsultasi lebih lanjut soal pemasangan instalasi Fire Alarm, dan aspek lain terkait alat tersebut.
Sobat shopper juga bisa langsung belanja beberapa komponen alarm kebakaran di shop kami. Kamu bisa memilih varian jenis dari komponen alarm kebakaran saat mengklik spesifikasinya.
Nah beberapa poin tadi bisa kamu komen di bawah jika ada pertanyaan lebih lanjut tentang Fire Alarm ini ya. Atau berdiskusi langsung soal aspek lain berkaitan dengan alarm kebakaran juga bisa.